Minggu, 21 Mei 2017

KRITIK NOVEL KALATHIDA





TUGAS
SEJARAH SASTRA



                       Nama                        : Restya Ramadhani
                   NIM                           : 16017045
                   Prodi                          : Sastra Indonesia
                   No. Absen                 : 21
                   Dosen Pengampu      : Yenni Hayati, S.S., M. Hum.

Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Padang
2017


KRITIK BAIK DAN BURUK NOVEL KALATHIDA

Baik
1.      Novel ini sangat menarik jika pembaca mengerti dan paham tentang apa yang dimaksudkan oleh pengarang.
2.      Novel ini bisa dijadikan pedoman bahwa memang segala sesuatu itu telah ada yang mengatur. Kita sebagai umat-Nya hanya perlu mejalankan takdir sebaik yang kita mampu.
3.      Novel ini menggambarkan  manusia yang memiliki indera ke enam yang mampu melihat apa yang tidak ada di dunia manusia.

Buruk
1.      Novel Kalathida merupakan novel yang sulit di fahami, karena pengarang selalu saja mempunyai alur yang sulit untuk dimengerti langsung oleh pembaca.
2.      Alur novelnya berbelit-belit dan cendrung melompat.
3.      Novel ini menonjolkan banyak pergejolakan yang terkadang tidak saling berkaitan dengan satu sama lain.
4.      Banyak kontroversi yang ada, sehingga pembaca sulit untuk memahami, sehingga pembaca diharuskan untuk membaca berulan-ulang.
5.      Sulit menentukan karakter masing-masing tokoh.



 

Minggu, 27 November 2016

ANALISIS NOVEL BAKO



TUGAS 

PENGANTAR PENGKAJIAN KESUSASTRAAN

ANALISIS ROMAN BAKO
DARMAN MOENIR


NAMA            : RESTYA RAMADHANI
NIM                : 16017045
KELAS           : A
PRODI            : SASTRA INDONESIA

Dosen : Yenni Hayati, SS. M. Hum
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

ANALISIS STRUKTUR INTRINSIK
 
      TEMA
Roman ini mengangkat tema yaitu tentang permasalahan perlawanan terhadap adat istiadat yang ada di lingkungan Minangkabau.

      ALUR
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju, alur mundur, serta alur bolak-
balik (flashback). 

    TOKOH 

1.      Ayah
2.      Aku (Man)
3.      Umi
4.      Ibu
5.      Gaek
6.      Masyarakat Kampung
7.      Bak Tuo
8.      Istri Bak Tuo
9.      Nenek
 
      PENOKOHAN
A.     Ayah 

1.      Penyayang
“Aku amat menyayangi kau sebagaiman aku menyayangi ibu kau dan aku sendiri, ia mengakui
2.      Betanggung jawab
Tokoh sang ayah begitu peduli kepada istrinya, bisa dilihat dengan usahanya membawa istrinya pergi berobat.
3.      Rajin
“Kalau sudah kotor ia akan mencuci mereka sendiri
4.      Teguh pendirian
Tak lupa ayahku menyebut-nyebut pendirian ketika masih bujang, bahwa ibuku adalah perempuan yang ia cintai dan kemudian menjadi isteri yang amat ia sayangi
5.      Percaya diri
Tokoh sang ayah tetap bertahan ketika  begitu banyak cobaan yang datang menghampirinya. Ia tetap apa adanya, selalu bersabar, dan tetap melakukan apa yang terbaik dibawah perlindungan Allah.
6.      Tangguh

Ia tetap bertahan dikala bamyak cobaan hidup yang menghimpitnya.
7.      Emosi
Hal ini dapat di temukan pada saat Ayah marah dan bertengkar dengan Baok Tuo ketika Ayah kehilangan uangnya.

B.     Aku (Man)

1.      Keras kepala

“Dan sebagai anak yang keras kepala dan juga keras suara, aku ingin menghajar cucunya dengan mulut dan bahkan dengan tangan”


2.      Pintar
Ini dibuktikan dengan sitokoh aku yang sering mendapatkan juara kelas, sesekali pernah juara umun.

3.      Nyiyir
Ini dapat ditemukan pada saat Si tokoh aku ketika ingin meminta uang kepada ibunya.
C.     Ibu
1.      Pemalu
2.      Acuh tak acuh
3.      Tidak peduli kepada siapapun
4.      Cekatan
D.     Umi
1.      Baik
2.      Perhatian
3.      Suka meenolong
4.      Setia
5.      Pasrah
6.      Peng iba
E.      Bak Tuo
1.      Pencuri
2.      Tak tahu malu
3.      Suka berjudi
4.      Pintar
5.      Lincah

F.      Istri Bak Tuo
Penyabar
“Dan istrinya perempuan penyabar, tidak banyak cincong”

G.     Gaek

H.    Orang G
1.    Taat beragama
Orang itu memang taat beragama, mempunyai sawah-ladang berjenjang, dan berjiwa fanatik”
2.      Tulus
       “Aku belum dapat membalas budinya yang demikian tulus”


2.      LATAR TEMPAT
a.       Di sawah
b.      PP
c.       P
d.      Kampung G
e.       Pincuran
f.       Kedai lepau
g.      Terminal

3.      LATAR WAKTU
a.       Tengah malam
b.      Subuh
c.       Pagi hari
d.      Liburan sekolah
e.       Hari Minggu
f.        Sore
g.       Siang hari 

4.      LATAR SUASANA
a.       Menyedihkan
b.      Menakutkan
c.       Mengharukan
d.      Memukau
e.       Sunyi senyap
f.       Penuh amarah
g.      Romantis
h.      Panik
i.        Damai 

5.      SUDUT PADANG

Sudut pandang yang dipakai pengarang adalah orang pertama tokoh utama. Disini memang jelas sekali selalu dipakai kata aku. Dimana tokoh utama serba tahu, ia menceritakan setiap detil permasalahan yang dialaminya.

6. GAYA BAHASA

Gaya bahasa yang digunakan adalah:
a.          Majas Perumpamaan(Asosiasi)
“Aku bagaikan angin emuntahkan kepiluan yang menggunung ulu hatiku”
b.        Majas Personifikasi
“ Bintang dan bulan seperti terus menyapa manusia di bumi”
c.          Majas Hiperbola
“ Dan dengan langkah pasti dan kemauan berapi ia berjalan ke medan perang perjuangan hari-harinya”
.
7.       AMANAT

1.      Selesaikanlah setiap masalah dengan hati yang lapang.
2.      Jangan pernah menyerah pada usaha yang berat sekalipun. Jangan mudah berputus asa pada setiap usaha yang sedang dihadapi.
3.      Allah selalu bersama orang orang yang sabar.
4.      Jangan membeda-bedakan budaya.
5.      Setiap uasaha pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan usaha yang telah dikerjakan.

ANALISIS STRUKTUR EKSTRINSIK

1.      NILAI AGAMA

Dalam novel ini dapat tergambar bahwa nlai agama juga masih tercantum erat, misalnya dengan ketaatan Umi pada Sang Khalik.

2.      NILAI MORAL

3.      NILAI KEBUDAYAAN

Tidak seharusnya suatu kebudayaan  yang menjadikan hakikat sebagai umat yang saling bersaudara dapat rusak karena aturan-aturan adat.